Bahan Bakar Berbasis Etanol Akan Jadi Kewajiban, Bagaimana Nasib Kendaraan Tua di Indonesia?
Pemerintah akan mewajibkan bahan bakar campuran etanol dalam waktu dekat. Namun, bagaimana dampaknya bagi kendaraan tua?
Pemerintah tengah mempersiapkan kebijakan bahan bakar campuran etanol yang dalam waktu dekat akan menjadi keharusan di Indonesia, namun hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pemilik kendaraan berumur tua.
Langkah menuju bahan bakar campuran etanol merupakan bagian dari upaya pemerintah menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Rencana ini mengikuti tren global di mana banyak negara mulai beralih ke bahan bakar campuran bioetanol, seperti E20 hingga E30, yang berarti campuran 20â30 persen etanol dari bahan nabati seperti tebu atau singkong dengan bensin.
Namun, bagi kendaraan lamaâterutama sepeda motor dan mobil keluaran sebelum tahun 2010âpenggunaan bahan bakar beretanol tinggi bisa menimbulkan sejumlah risiko. Etanol bersifat lebih korosif dibandingkan bensin murni, sehingga dapat merusak komponen logam, karet, atau plastik pada sistem bahan bakar jika kendaraan tidak dirancang untuk itu.
âEtanol mudah menyerap air dari udara, yang bisa menyebabkan karat pada tangki bahan bakar dan menurunkan performa mesin. Kendaraan lama yang belum memiliki sistem pelumasan dan material tahan etanol akan lebih cepat aus,â jelas Dedi Prasetyo, pakar otomotif dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Meski begitu, Dedi menambahkan bahwa kendaraan tua masih bisa beradaptasi dengan bahan bakar beretanol jika dilakukan penyesuaian sederhana, seperti penggantian selang bahan bakar ke material yang tahan etanol (rubber ethanol resistant), pemeriksaan karburator, dan pembersihan tangki bahan bakar secara berkala.
Di sisi lain, bahan bakar etanol memberikan sejumlah keuntungan bagi lingkungan, seperti pembakaran yang lebih bersih, mengurangi emisi gas rumah kaca, serta menurunkan ketergantungan terhadap impor minyak. Pemerintah menargetkan program ini akan memperluas pemanfaatan energi hijau sekaligus membuka peluang bagi industri bioetanol dalam negeri.
âTransisi menuju bahan bakar campuran etanol adalah keniscayaan. Namun, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memahami kesiapan infrastruktur serta karakter mesin kendaraan yang beredar di Indonesia,â kata Dedi.
Dengan demikian, bagi pemilik kendaraan tua, langkah terbaik adalah melakukan servis rutin dan berkonsultasi dengan bengkel resmi sebelum menggunakan bahan bakar beretanol tinggi. Perubahan ini menjadi tantangan sekaligus momentum bagi Indonesia menuju era energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.





